DEPRESIASI - METODE
PENYUSUTAN GARIS LURUS
Dalam
metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan.
Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah
diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan
hasil/output yang diproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus
adalah sebagi berikut:
Harga Perolehan Nilai Sisa / Estimasi Umur Kegunaan = Tarif Penyusutan
Metode penyusutan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari metode ini adalah:
· Mudah digunakan dalam praktek.
· Lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan.
Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah:
· Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode.
· Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama.
· Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam
menghasilkan pendapatan.
· Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian
yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matching principle, beban
penyusutan harus proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).
Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah
diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan
hasil/output yang diproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus
adalah sebagi berikut:
Harga Perolehan Nilai Sisa / Estimasi Umur Kegunaan = Tarif Penyusutan
Metode penyusutan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari metode ini adalah:
· Mudah digunakan dalam praktek.
· Lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan.
Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah:
· Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode.
· Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama.
· Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam
menghasilkan pendapatan.
· Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian
yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matching principle, beban
penyusutan harus proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).
METODE GARIS LURUS
Biaya perolehan – nilai residu
Penyusutan / tahun =
---------------------------------------
Umur manfaat
Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan
bahwa lamanya suatu aktiva tetap dalam peranannya dalam usaha mendapatkan
penghasilan, peranan aktiva tetap tersebut sama besarnya tanpa memandang lama
atau barunya aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu dapat
diikutsertakan dalam perhitungan.
Pembelian melewati tanggal 15 bulan berjalan,
depresiasi dihitung pada bulan berikutnya.
Rumus Depresiasi aktiva tetap metode Garis Lurus = (100%/umur ekonomis) x Nilai Perolehan
Ilustrasi : PEMBELIAN AWAL TAHUN
CV. Gapura Jaya membeli sejenis aktiva sejenis
peralatan pada tanggal 3 Januari 2007 seharga Rp. 60.000.000,- dengan nilai
sisa diperkirakan sebesar 20% dari harga perolehan.
Depresiasi 2007 =
( 100% /4) x Rp.48.000.000 = Rp. 12.000.000,-
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 :
D : Beban Depresiasi-Peralatan= Rp.12.000.000,-
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp. 12.000.000
Depresiasi 2008 = 25% x Rp. 48.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2008 :
D : Beban Depresiasi-Peralatan=Rp. 12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp. 12.000.000
Depresiasi 2009 = 25% x Rp.48.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2009 :.
D : Beban Depresiasi-Peralata=Rp.12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp.12.000.000
Depresiasi 2010 = 25% x Rp.48.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2010 :
D : Beban Depresiasi-Peralatan=Rp.12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan======Rp.12.000.000
Ilustrasi : PEMBELIAN TAHUN BERJALAN
UD. Halimun Pagi membeli mesin bubut pada tanggal 23
September 2006 seharga Rp. 48.000.000 umur 4 tahun.
Depresiasi 2006 = {(100%/4)x } x 3/12 x Rp.48.000.000 = Rp. 3.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2006 :
D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 3.000.000,-
K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp. 3.000.000,-
Depresiasi 2007 = 25% x Rp.48.000.000= Rp.12.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2007 :
D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp. 12.000.000
Depresiasi 2008 = 25% x Rp.48.000.000= Rp.12.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2008 :
D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp.12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp.12.000.000
Depresiasi 2009= 25% x Rp.48.000.000 = Rp. 12.000.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2009 :
D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 12.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut=======Rp.12.000.000
Depresiasi 2010 = 25% x Rp.48.000.000 x 9/12 = Rp.9.000.000
Jurnal pada tanggal 30 September 2010 :
D : Beban Depresiasi-Mesin Bubut=Rp. 9.000.000
K : Akumulasi Depresiasi-Mesin Bubut======Rp.9.000.000
source : http://dandysfileaccounting.blogspot.com/2011/11/depresiasi-metode-penyusutan-garis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar